SANG
MAWAR
Juni 1998. Aku memang datang dari lingkungan kabupaten
untuk masuk ke SMA 3 kediri. Waktu itu karena kebijakan menteri baru namanya
menjadi SMU 3 KEDIRI. Sebelumnya setelah kelulusan SMP aku diberi alternative
oleh Kakakku. Sebenarnya kakakku mengharapkan aku sekolah di SMA 2 Pare saja.
Namun letaknya yang jauh membuat aku berpikir ulang. Bagiku
lebih dekat ke Kota Kediri daripada ke arah Pare.
Akhirnya aku ikut pendaftaan kolektif yang dikoordinir Pak
Daryan selaku guru SMP 1 Gampengrejo.
Danem 41, 20 kala itu sebenarnya bisa masuk ke SMA 1 kediri
yang mitosnya lebih bergengsi. Namun
sepertinya Pak Daryan khawatir dengan rayon pilihannya. Yakni jika terdepak
dari SMA 1, maka akan tersisih SMA 5 yang di lereng Bukit Klotok.
Akhirnya kami lulusan Anak SMP 1 gampengrejo pun
beramai-ramai ke SMA 3 Kediri.
Awal masuk sekolah aku begitu antusias. Karena aku merasa
ini adalah hari yang benar-benar baru. Dunia yang baru dimana aku akan banyak
mengenal wajah-wajah baru.
Pada masa itu untuk siswa baru lebih Istilah keren untuk masa pengenalan terkenal
dengan kata MOS. Masa Orientasi Siswa. Sebagai kelas orientasi, kelas
diklasifikasikan berdasarkan urutan nilai Ujian SMP. Alhamdulillah danem
41 mengategorikan aku di kelas 1.1. Yah
tentu saja, bercampur dengan teman-teman yang encer otaknya.
Yang aku ingat, aku sekelas dengan nama-nama seperti Dian
Efendi, Merna, Ainin Nurjanah, Novi, Andri Susanto, Prabowo, Efa , Yulita, Lia,
Adi Wijaya, Jimmy dan banyak lagi yang lainnya.
Sebagai hari pertama tentunya ada pengarahan dari Kakak
Osis. Saat itu datanglah sepasang kakak laki dan perempuan. Kemudian mengenalan
diri. Yang cewek cukup Imut dan simpatik
wajahnya. Kharismatik dan penuh percaya diri.
Selama MOS nama kelas sementara disuruh merubah menjadi nama Band kesukaan.
Dua Kakak ini mengarahkan kami
bermusyawarah menamai kelas sementara ini.
Anak-anak pun satu persatu menyumbang ide.
“ Di kelas lain nama Dewa, Slank, udah dipakai. ” Kata Kak
yang cewek .
Akhirnya Merna mengusulkan nama 911.
Semua pun setuju dan merasa sangat keren dengan nama 911.
Beberapa menggerutu
takut dites sama Kak Osis dan nggak bisa lagunya.
Namun semua pun sepakat untuk menunjukkan kelasnya harus berani
memakai nama 911.
Lalu Entah lupa memperkenalkan diri atau apa, mendadak dua
kakak ini malah menyuruh kami memperkenalkan satu persatu.
Ada Dian Efendi yang
aku lihat kala itu mentalnya cukup baik dan percaya diri.
“ Nama saya Dian Efendi saya berasal dari Wonojoyo Gurah”
kata Dian.
“ Tape” hampir
sekelas langsung meneriakkan nama makanan yang identic dengan wonojoyo itu.
Di susul si Lia dan Novi dari wates.
Ada pula Ainin nurjanah dari Gurah dengan seragam kaosnya
yang khas sama dengan kaos Andri susanto.
Ada si Efa yang posturnya mungil tapi wajahnya cukup
manis. dia dengan percaya diri
memperkenalkan dirinya.
“Nama saya Efa Yuliasari saya dari SMP 3 Kediri.”ucap Efa.
“Hobi saya menyanyi. Saya boleh menyanyi ya teman-teman?”
tawar Efa.
Semua pun setuju.
Selang beberapa detik setelah menghela nafas, Efa pun melantunkan lagu.
“Biar kutatap wajahmu terakhir kali”demikian Efa
melantunkan lirik lagu Nike Ardila yang dia sukai. Mungkin Efa cukup terobsesi dengan Nike Ardila kalau aku
pikir dari potongan rambutnya.
Ada juga cewek imut bertubuh mungil yang lucu sekali saat
itu. Semua memperhatikan tulisan di punggungnya. “Jorong”. Cewek imut itu
memulai memperkenalkan diri.
“Nama saya Yulita, saya berasal dari Jorong.”kata Yulita.
“ Jorong?” semua mengatakan nama daerah ini dengan nada
keheranan yang teramat sangat. Sepertinya anak yang dapat pelajaran Geografi dengan nilai 9 piun belum tentu bisa
menunjukkan dimana Jorong berada.
“ Ee Jorong adalah nama kecamatan di Kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan.”papar cewek ini cukup percaya diri.
“Ooo”semua pun mengangguk.
“ Di sini ikut siapa Dik?”Tanya Kakak yang cewek ini dengan
lembut ke Yulita.
“Saya punya saudara di Bulupasar Pagu, Kak.”ucap Yulita.
“ Oo. Selamat bergabung dengan SMU 3 Kediri. Semoga adik
betah di Kediri dan sukses tentunya.” Ucap Kakak Osis cewek sangat lembut
meyakinkan.
“ Terima kasih, Kak” kata Yulita sambil berjalan duduk ke
bangku asalnya.
Ketika tiba
giliranku sengaja aku caper (cari perhatian) supaya buat dia berkesan.
“Nama saya Agus.” Tuturku.
“ Apa alasan Adik
memilih SMA 3?” Tanya Kakak cewek ini.
“ Karena saya suka
angka 3. Nama saya ada trinya. Saya adalah anak ketiga.” Aku mulai berani
bercerita di depannya.
“ Yang lain dong? Masak Cuma itu alasannya?” Tanya Kakak
Cewek ini.
“ punya pacar tiga!” seloroh Prabowo yang disambut senyum
Kakak Cewek ini.
Ketika dia mendaulat apa hobiku aku mengatakan hobi saya
menggambar. “Tunjukin kebolehannya
donk?” Pinta Kak yang imut ini.
Sengaja aku buat karikatur wajahnya di papan tulis. Entah
mirip atau nggak yang penting aku sukses memnbuat sekelas terpukau dengan
kecepatanku menggambar.
“Gambar siapa itu, dik?” tanyanya. Dua telunjukku kuarahkan
ke dia. Seisi kelas pun tergelak tertawa.“ makasih ya, Dik?” katanya lembut.
Lalu giliran yang lain memperkenalkan diri. Setelah semua
memperkenalkan diri barulah teman-teman menodong kedua kakak pendamping itu.
Sekali lagi aku benar-benar lupa dengan kakak yang
laki-laki. Yang aku ingat adalah giliran Kakak perempuan imut itu mulai
memperkenalkan diri... “ Nama Kakak Rossalina.” Tuturnya. Waah simple tapi
indah banget menurutku. Ketika si Efa menanyakan hobinya. Dia menjawab bahwa
hobinya menyanyi. Sontak semua sekelas menodongnya untuk menyanyi.
“Dikit aja ya?” katanya.
Kak Rosalina mulai melantunkan lagu yang amat popular .
Menghitung hari karya melly goeslaw yang dinyayikan KD.
“ Menghitung hari ..
detik demi detik.. masa kunanti apa kan ada?” dia memulai dengan syahdu.
“ Jalan cerita kisah
yang panjang, menghitung hari…”semakin merdu saja.
Padamkan saja kobar
asmaramu, jika putih itu tak ka nada, yang aku minta tulus hatimu, bukan puitis”
wah tambah membius bulu kudukku untuk berdiri.
“ Pergi saja cintamu
pergi” ouh alamak saat masuk Reff gila benar
suaranya.
“ Bilang saja pada
semua” “ mantab banget.
Biar semua tahu adanya,
diriku kini sendiri ”
“Dirikuu kini
sendiri….”luar biasa semua pun memberikan tepuk tangan yang meriah untuk
kemerduan suara Kak Ros.
Masa hari pertama pun berlalu. Yang aku ingat setelah itu
ada momen Kak Rosalina mengajak
anak-anak main tebak-tebakan.
“Apa bedanya tiang listrik dengan tiyan jaler?” lempar Kak
rosa.
“Waduh rada dewasa dikit ini pertanyaannya” batinku.
Semua pun menjawab tapi masih salah.
Daan.. kak rosa pun menjawab dengan nada sambil tertawa.
“Kalau tiang listrik itu madhangi sedang tiyang jaler niku metengi tiyang
estri.” Katanya yang disambut gelak tawa anak-anak 911.
Setelah itu datang dua kakak-kakak dari unsur pramuka
memperkenalkan tentang pramuka. Kemudian setelahh 3 hari di 911, kelas
sementara ini pun dibubarkan. Kelas dibagi lagi ke dalam kelas hasil pemerataan data baru. Aku ada di kelas
1.8.
Pendampingnya pun berbeda lagi. Saat itu ganti dengan Kak
Titin yang mendampingi kelas 1.8. sepertinya aku boleh GR karena walau udah
nggak ndampingi kelasku lagi Kak Ros masih suka inguk-inguk di belakang menemani Kak Titin.
Kak titin cukup cantik. Tapi bagiku masih menarik Kak Ros.
Dan tidak heran jika temenku saat itu Yoyok katanya cukup interest dengan Kak
Titin.
Saat penutupan acara MOS , digelar dengan pesta sajian band
kecil-kecilan. Kembali Kak Ros mendendangkan lagu titik puspa yang berjudul “
marilah kemari”.
Kak Ros memang berbeda dari gadis kebanyakan. Hari hari
setelah itu kudapati dia berangkat ke sekolah cukup bersepeda. Saat itu bagi
beberapa siswa yang berada sudah dipegangi motor oleh orang tuanya.
Karena
aku juga bersepeda, sesekali aku bisa berada di belakangnya.
Lalu
aku salip sambil menyapa.
“ Kak
Ros?” sapaku
“ Ya
dik?” balasnya..
Dalam
hari-hari awal aku masih terkesan dengan dia. Aku gambar sketsa wajahnya di
balik sampul buku tulisku. Lalu aku kasih kode Rozz.
Jahilnya temanku sebangku Dewa menambahi kata mini.
“Heheheh
cewek ini namanya Rosmini kan?” Ledeknya.
“Hadeeh”
nggak tau orang jatuh hati ini anak.
hhhh
Sosoknya menjadi Kakak idola tersendiri bagiku. Saat aku
naik kelas 2,, Kak Ros pun lulus. Dan aku tak tahu kabarnya.
Tiga tahun setelah aku lulus SMA aku bekerja di Radar
Kediri. Saat iseng iseng buka file foto di folder bintang tamu,aku mendapati
fotonya. Mungkin dulu pernah mengisi halaman Koran.
Aku tutup kisahku tentang Kakak Pujaan sampai di situ. Di
manapun Kak ros berada kini semoga selalu bahagia.