Senin, 15 Februari 2021

SANG MAWAR (bab 1 Novel Kisah Klasik dari SMUN 3 Kediri)

 

SANG MAWAR

 by : Gunung Setyaningrat

Juni 1998. Aku memang datang dari lingkungan kabupaten untuk masuk ke SMA 3 kediri. Waktu itu karena kebijakan menteri baru namanya menjadi SMU 3 KEDIRI. Sebelumnya setelah kelulusan SMP aku diberi alternative oleh Kakakku. Sebenarnya kakakku mengharapkan aku sekolah di SMA 2 Pare saja.

Namun letaknya yang jauh membuat aku berpikir ulang. Bagiku lebih dekat ke Kota Kediri daripada ke arah Pare.

Akhirnya aku ikut pendaftaan kolektif yang dikoordinir Pak Daryan selaku guru SMP 1 Gampengrejo.

Danem 41, 20 kala itu sebenarnya bisa masuk ke SMA 1 kediri yang mitosnya lebih bergengsi. Namun sepertinya Pak Daryan khawatir dengan rayon pilihannya. Yakni jika terdepak dari SMA 1, maka akan tersisih SMA 5 yang di lereng Bukit Klotok.

Akhirnya kami lulusan Anak SMP 1 gampengrejo pun beramai-ramai ke SMA 3 Kediri.

Awal masuk sekolah aku begitu antusias. Karena aku merasa ini adalah hari yang benar-benar baru. Dunia yang baru dimana aku akan banyak mengenal wajah-wajah baru.

Pada masa itu untuk siswa baru lebih  Istilah keren untuk masa pengenalan terkenal dengan kata MOS. Masa Orientasi Siswa. Sebagai kelas orientasi, kelas diklasifikasikan berdasarkan urutan nilai Ujian SMP. Alhamdulillah danem 41  mengategorikan aku di kelas 1.1. Yah tentu saja, bercampur dengan teman-teman yang encer  otaknya.

 

Yang aku ingat, aku sekelas dengan nama-nama seperti Dian Efendi, Merna, Ainin Nurjanah, Novi, Andri Susanto, Prabowo, Efa , Yulita, Lia, Adi Wijaya, Jimmy dan banyak lagi yang lainnya.

Sebagai hari pertama tentunya ada pengarahan dari Kakak Osis. Saat itu datanglah sepasang kakak laki dan perempuan. Kemudian mengenalan diri.  Yang cewek cukup Imut dan simpatik wajahnya. Kharismatik dan penuh percaya diri.

 Selama  MOS nama kelas sementara  disuruh merubah menjadi nama Band kesukaan. Dua Kakak ini mengarahkan  kami bermusyawarah menamai kelas sementara ini.

Anak-anak pun satu persatu menyumbang ide.

“ Di kelas lain nama Dewa, Slank, udah dipakai. ” Kata Kak yang cewek .

Akhirnya Merna mengusulkan nama 911.

Semua pun setuju dan merasa sangat keren dengan nama 911.

Aku pun teringat saat di acara Pesta Indosiar kala itu boyband ini datang ke Indonesia.

Beberapa  menggerutu takut dites sama Kak Osis dan nggak bisa lagunya.

Namun semua pun sepakat untuk menunjukkan kelasnya harus berani memakai nama 911.

Lalu Entah lupa memperkenalkan diri atau apa, mendadak dua kakak ini malah menyuruh kami memperkenalkan satu persatu.

Ada  Dian Efendi yang aku lihat kala itu mentalnya cukup baik dan percaya diri.

“ Nama saya Dian Efendi saya berasal dari Wonojoyo Gurah” kata Dian.

  Tape” hampir sekelas langsung meneriakkan nama makanan yang identic dengan wonojoyo itu.

Di susul si Lia dan Novi dari wates.

Ada pula Ainin nurjanah dari Gurah dengan seragam kaosnya yang khas sama dengan kaos Andri susanto.

Ada si Efa yang posturnya mungil tapi wajahnya cukup manis.  dia dengan percaya diri memperkenalkan dirinya.

“Nama  saya Efa  Yuliasari saya dari SMP 3 Kediri.”ucap Efa.

“Hobi saya menyanyi. Saya boleh menyanyi ya teman-teman?” tawar Efa.

Semua pun setuju.

Selang beberapa detik setelah menghela nafas,  Efa pun melantunkan lagu.

“Biar kutatap wajahmu terakhir kali”demikian Efa melantunkan lirik lagu Nike Ardila yang dia sukai. Mungkin Efa  cukup terobsesi dengan Nike Ardila kalau aku pikir dari potongan rambutnya.

Ada juga cewek imut bertubuh mungil yang lucu sekali saat itu. Semua memperhatikan tulisan di punggungnya. “Jorong”. Cewek imut itu memulai memperkenalkan diri.

“Nama saya Yulita, saya berasal dari Jorong.”kata Yulita.

“ Jorong?” semua mengatakan nama daerah ini dengan nada keheranan yang teramat sangat. Sepertinya anak yang dapat pelajaran  Geografi dengan nilai 9 piun belum tentu bisa menunjukkan dimana Jorong berada.

“ Ee Jorong adalah nama kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.”papar cewek ini cukup percaya diri.

“Ooo”semua pun mengangguk.

“ Di sini ikut siapa Dik?”Tanya Kakak yang cewek ini dengan lembut ke Yulita.

“Saya punya saudara di Bulupasar Pagu, Kak.”ucap Yulita.

“ Oo. Selamat bergabung dengan SMU 3 Kediri. Semoga adik betah di Kediri dan sukses tentunya.” Ucap Kakak Osis cewek sangat lembut meyakinkan.

“ Terima kasih, Kak” kata Yulita sambil berjalan duduk ke bangku asalnya.

 Ketika tiba giliranku sengaja aku caper (cari perhatian) supaya buat dia berkesan.

“Nama saya Agus.” Tuturku.

“ Apa  alasan Adik memilih SMA 3?” Tanya Kakak cewek ini.

  Karena saya suka angka 3. Nama saya ada trinya. Saya adalah anak ketiga.” Aku mulai berani bercerita di depannya.

“ Yang lain dong? Masak Cuma itu alasannya?” Tanya Kakak Cewek ini.

“ punya pacar tiga!” seloroh Prabowo yang disambut senyum Kakak Cewek ini.

Ketika dia mendaulat apa hobiku aku mengatakan hobi saya menggambar. “Tunjukin kebolehannya donk?” Pinta Kak yang imut ini.

 

Sengaja aku buat karikatur wajahnya di papan tulis. Entah mirip atau nggak yang penting aku sukses memnbuat sekelas terpukau dengan kecepatanku menggambar.

“Gambar siapa itu, dik?” tanyanya. Dua telunjukku kuarahkan ke dia. Seisi kelas pun tergelak tertawa.“ makasih ya, Dik?” katanya lembut.

Lalu giliran yang lain memperkenalkan diri. Setelah semua memperkenalkan diri barulah teman-teman menodong kedua kakak pendamping itu.

Sekali lagi aku benar-benar lupa dengan kakak yang laki-laki. Yang aku ingat adalah giliran Kakak perempuan imut itu mulai memperkenalkan diri... “ Nama Kakak Rossalina.” Tuturnya. Waah simple tapi indah banget menurutku. Ketika si Efa menanyakan hobinya. Dia menjawab bahwa hobinya menyanyi. Sontak semua sekelas menodongnya untuk menyanyi.

“Dikit aja ya?” katanya.            

Kak Rosalina mulai melantunkan lagu yang amat popular . Menghitung hari karya melly goeslaw yang dinyayikan KD.

Menghitung hari .. detik demi detik.. masa kunanti apa kan ada?” dia memulai dengan syahdu.

“ Jalan cerita kisah yang panjang, menghitung hari…”semakin merdu saja.

Padamkan saja kobar asmaramu, jika putih itu tak ka nada, yang aku minta tulus hatimu, bukan puitis” wah tambah membius bulu kudukku untuk berdiri.

“ Pergi saja cintamu pergi” ouh alamak saat masuk Reff gila benar suaranya.

Bilang saja pada semua” “ mantab banget.

Biar semua tahu adanya, diriku kini sendiri ”

Dirikuu kini sendiri….”luar biasa semua pun memberikan tepuk tangan yang meriah untuk kemerduan suara Kak Ros.

Masa hari pertama pun berlalu. Yang aku ingat setelah itu ada momen Kak  Rosalina mengajak anak-anak main tebak-tebakan.

“Apa bedanya tiang listrik dengan tiyan jaler?” lempar Kak rosa.

“Waduh rada dewasa dikit ini pertanyaannya” batinku.

Semua pun menjawab tapi masih salah.

Daan.. kak rosa pun menjawab dengan nada sambil tertawa. “Kalau tiang listrik itu madhangi sedang tiyang jaler niku metengi tiyang estri.” Katanya yang disambut gelak tawa anak-anak 911.

Setelah itu datang dua kakak-kakak dari unsur pramuka memperkenalkan tentang pramuka. Kemudian setelahh 3 hari di 911, kelas sementara ini pun dibubarkan. Kelas dibagi lagi ke dalam kelas  hasil pemerataan data baru. Aku ada di kelas 1.8.

Pendampingnya pun berbeda lagi. Saat itu ganti dengan Kak Titin yang mendampingi kelas 1.8. sepertinya aku boleh GR karena walau udah nggak ndampingi kelasku lagi Kak Ros masih suka inguk-inguk di belakang menemani Kak Titin.

Kak titin cukup cantik. Tapi bagiku masih menarik Kak Ros. Dan tidak heran jika temenku saat itu Yoyok katanya cukup interest dengan Kak Titin.

Saat penutupan acara MOS , digelar dengan pesta sajian band kecil-kecilan. Kembali Kak Ros mendendangkan lagu titik puspa yang berjudul “ marilah kemari”.

Kak Ros memang berbeda dari gadis kebanyakan. Hari hari setelah itu kudapati dia berangkat ke sekolah cukup bersepeda. Saat itu bagi beberapa siswa yang berada sudah dipegangi motor oleh orang tuanya.

Karena aku juga bersepeda, sesekali aku bisa berada di belakangnya.

Lalu aku salip sambil menyapa.

“ Kak Ros?” sapaku

“ Ya dik?” balasnya..

Dalam hari-hari awal aku masih terkesan dengan dia. Aku gambar sketsa wajahnya di balik sampul buku tulisku. Lalu aku kasih kode Rozz.

Jahilnya temanku sebangku Dewa menambahi kata mini.

“Heheheh cewek ini namanya Rosmini kan?” Ledeknya.

“Hadeeh” nggak tau orang jatuh hati  ini anak. hhhh

Sosoknya menjadi Kakak idola tersendiri bagiku. Saat aku naik kelas 2,, Kak Ros pun lulus. Dan aku tak tahu kabarnya.

Tiga tahun setelah aku lulus SMA aku bekerja di Radar Kediri. Saat iseng iseng buka file foto di folder bintang tamu,aku mendapati fotonya. Mungkin dulu pernah mengisi halaman Koran.

Aku tutup kisahku tentang Kakak Pujaan sampai di situ. Di manapun Kak ros berada kini semoga selalu bahagia.